Kabaryaman.com – Dalam serangkaian serangan udara yang meningkat, Israel berhasil membunuh tujuh komandan dan pejabat tinggi dari kelompok Hezbollah, termasuk pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah. Peningkatan kekerasan ini mengejutkan Lebanon dan banyak negara di Timur Tengah, sementara pejabat Israel merayakan keberhasilan signifikan dalam operasi militer dan intelijen mereka.
Serangan ini terjadi setelah Hezbollah membuka front dukungan untuk sekutunya, Hamas, di Jalur Gaza, menyusul serangan mendadak Hamas ke selatan Israel. Pembunuhan Nasrallah dan komandan senior Hezbollah lainnya menandai eskalasi besar dalam konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Hezbollah, yang telah menjadi kekuatan militer dan politik dominan di Lebanon.
Nasrallah, yang memimpin Hezbollah sejak 1992, dikenal sebagai sosok kontroversial. Ia dipuji oleh pendukungnya atas perannya dalam mengakhiri pendudukan Israel di selatan Lebanon pada tahun 2000, sementara lawan-lawan politiknya mengkritik keputusan sepihaknya serta persenjataan yang dimiliki kelompok tersebut, yang dituduh melayani kepentingan Iran.
Di antara mereka yang tewas dalam serangan tersebut adalah Nabil Kaouk, wakil kepala Hezbollah dan calon penerus Nasrallah; Ibrahim Akil, komandan teratas dari Pasukan Radwan; dan Ahmad Wehbe, yang juga merupakan komandan dalam pasukan elit tersebut. Penyerangan ini juga merenggut nyawa Ali Karaki, yang memimpin front selatan Hezbollah, serta Mohammad Surour, kepala unit drone, dan Ibrahim Kobeissi, yang memimpin unit misil.
Meski kehilangan banyak pemimpin senior, wakil pemimpin Hezbollah, Naim Kassem, tetap selamat. Kassem, yang telah menjabat sejak 1991, memiliki peran penting dalam berbagai urusan politik dan keamanan di dalam kelompok. Hashim Safieddine, yang memimpin dewan pusat Hezbollah, kini dianggap sebagai calon penerus Nasrallah di masa mendatang.