Rudal Balistik Ditembak dari Yaman Menyerang Israel, Memicu Kebakaran

Kabaryaman.com – Kelompok Houthi mengklaim bahwa rudal hipersonik baru mereka berhasil menghindari sistem pertahanan udara Israel saat perang di Gaza memasuki bulan ke-12.

Sebuah rudal balistik jarak jauh yang ditembakkan dari Yaman telah menghantam Israel tengah, memicu kebakaran, menurut militer Israel.

Rudal tersebut memicu sirene serangan udara di Tel Aviv dan seluruh wilayah Israel tengah, termasuk Bandara Internasional Ben Gurion, yang menyebabkan warga berlarian mencari perlindungan. Tidak ada laporan tentang korban jiwa atau kerusakan signifikan, dan otoritas bandara menyatakan operasi normal dilanjutkan segera setelah insiden tersebut.

Militer Israel menunjukkan gambar serpihan rudal yang mendarat di eskalator sebuah stasiun kereta di kota Modiin.

“Setelah sirene berbunyi beberapa waktu lalu di Israel tengah, sebuah rudal permukaan ke permukaan terdeteksi melintasi Israel tengah dari arah timur dan jatuh di area terbuka. Tidak ada cedera yang dilaporkan,” ujar militer dalam keterangannya.

Magen David Adom, layanan darurat Israel, melaporkan di X bahwa sembilan orang mengalami cedera ringan saat mereka mencari tempat berlindung. Suara ledakan keras juga terdengar di wilayah tersebut, yang dikatakan militer berasal dari intersep rudal Israel.

Mereka menambahkan bahwa pedoman perlindungan bagi warga Israel tetap tidak berubah.

Kantor berita Saba milik Houthis melaporkan bahwa sistem pertahanan Israel tidak dapat menembak jatuh rudal Yaman yang menyebabkan kebakaran.

“Rudal Yaman mencapai Israel setelah ‘20 rudal gagal menghalau’ nya,” tulis Nasruddin Amer, seorang pejabat media Houthi, di X.

Juru bicara militer kelompok tersebut, Yahya Saree, mengumumkan bahwa mereka telah “menargetkan posisi militer musuh Israel di daerah Jaffa” dengan “rudal balistik hipersonik baru” yang berhasil menghindari sistem pertahanan udara Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada awal pertemuan kabinet pada hari Minggu bahwa Houthis “seharusnya sudah tahu bahwa kami mengenakan harga yang mahal untuk setiap upaya yang membahayakan kami,” menurut pernyataan dari kantornya.

Hamas Menyambut Serangan

Hamas, kelompok Palestina yang berbasis di Gaza, memuji Houthis atas serangan rudal tersebut dan menyatakan bahwa Israel “tidak akan menikmati keamanan” kecuali mereka mengakhiri perang di Gaza.

Pernyataan dari kelompok tersebut menyebut serangan rudal ini sebagai “tanggapan alami terhadap agresi entitas Zionis terhadap rakyat Palestina kami.”

“Kami menegaskan bahwa musuh Zionis tidak akan menikmati keamanan kecuali mereka menghentikan agresi brutal mereka terhadap rakyat kami di Jalur Gaza,” tambah pernyataan tersebut.

Kelompok Houthi, juga dikenal sebagai Ansar Allah (pendukung Tuhan), menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa. Mereka telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden, serta Selat Bab al-Mandeb, sejak bulan November sebagai bagian dari kampanye solidaritas dengan rakyat Palestina dan melawan perang yang terus berlanjut oleh Israel di Gaza.

Serangan ini telah memaksa perusahaan pelayaran untuk mengalihkan rute kapal mereka ke perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Afrika Selatan.

Koalisi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah membombardir target-target Houthi sejak Januari, tetapi kelompok Yaman ini terus melanjutkan serangan mereka.

Kelompok ini juga telah menembakkan drone dan rudal dari seberang Laut Merah menuju Eilat, kota pelabuhan selatan Israel.

Pada bulan Juni, juru bicara militer kelompok tersebut, Yahya Saree, mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan dua operasi militer bersama dengan Resistensi Islam di Irak terhadap kapal di pelabuhan Haifa, Israel.

Pada bulan Juli, Houthis di Yaman menembakkan drone jarak jauh ke Tel Aviv, menyebabkan satu orang tewas dan empat lainnya terluka.

Israel kemudian melakukan serangan udara besar-besaran terhadap target-target militer Houthi di dekat pelabuhan Hodeidah, Yaman, yang menewaskan setidaknya tiga orang dan melukai 87 lainnya.