“Kali ini ancamannya meningkat. Ancaman itu datang dari Trump yang mengaku akan mengubah Gaza menjadi neraka. Kami juga mengatakan kepada mereka, kami akan mengubah laut menjadi neraka untuk Anda,” ujar Brigjen Ahmed Al Zubairi dengan nada tegas. Ia menambahkan bahwa pasukan Yaman telah meningkatkan kesiagaan militernya ke level tertinggi dan sepenuhnya siap untuk melancarkan operasi militer terhadap Israel sebagai bentuk balasan atas pelanggaran hak asasi manusia di Jalur Gaza.
Pada Jumat lalu, Sekjen Ansarullah Yaman, Sayid Abdul Malik Al Houthi, memberikan ultimatum empat hari kepada Israel untuk mencabut larangan masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa jika Israel gagal membuka akses penyeberangan bagi bantuan kemanusiaan dalam waktu yang ditentukan, maka serangan besar-besaran terhadap rezim Zionis akan dimulai.
Brigjen Ahmed Al Zubairi menjelaskan bahwa Ansarullah selalu memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum bertindak. Namun, jika penyeberangan-penyeberangan Gaza tetap ditutup dan blokade kemanusiaan tidak diakhiri, Yaman tidak akan ragu untuk melancarkan operasi militer skala penuh terhadap Israel. “Pasukan Yaman memiliki banyak kejutan untuk Israel, dan blokade Jalur Gaza akan dibalas dengan blokade atas Israel,” tegasnya.
Ancaman untuk menjadikan Laut Merah sebagai “neraka” bagi AS bukanlah sekadar retorika. Wilayah ini merupakan salah satu jalur perdagangan maritim paling strategis di dunia, menghubungkan Eropa, Asia, dan Afrika. Dengan kemampuan militernya yang terus berkembang, Yaman berpotensi mengganggu alur lalu lintas kapal di wilayah tersebut, termasuk kapal-kapal militer dan komersial yang dikawal oleh koalisi pimpinan AS.
Brigjen Ahmed Al Zubairi menegaskan bahwa Yaman tidak hanya bertujuan untuk membalas agresi terhadap Gaza, tetapi juga untuk mengirim pesan kuat kepada AS dan sekutunya bahwa intervensi asing di kawasan ini akan berakhir dengan konsekuensi serius. “Kami tidak akan tinggal diam melihat Gaza dihancurkan tanpa melakukan apa pun. Setiap langkah agresi akan kami balas dengan serangan yang lebih besar,” tambahnya.
Ancaman ini juga mencerminkan solidaritas Yaman terhadap perjuangan rakyat Palestina. Sejak awal konflik di Gaza, Yaman telah secara konsisten mendukung perlawanan terhadap Israel dan mengecam agresi militer yang dilakukan rezim Zionis. Bagi Yaman, blokade kemanusiaan di Gaza adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Sekjen Ansarullah Yaman, Sayid Abdul Malik Al Houthi, sebelumnya juga menyerukan kepada semua negara Muslim dan kekuatan regional untuk bersatu melawan agresi Israel. Ia menegaskan bahwa perjuangan Palestina bukan hanya tanggung jawab rakyat Gaza atau Tepi Barat, tetapi juga tanggung jawab seluruh umat Islam di dunia.
Ancaman Yaman terhadap AS dan Israel menunjukkan eskalasi ketegangan yang signifikan di Timur Tengah. Dengan kemampuan militernya yang terus meningkat, Yaman kini menjadi salah satu aktor utama dalam konflik regional. Bagi AS, ancaman ini adalah peringatan bahwa intervensi militer dan dukungan terhadap Israel dapat berbalik merugikan kepentingan mereka di kawasan.