Mengapa Popularitas Yaman Meningkat? Analisis dari Perspektif Politik Regional

Kabaryaman.com – Analis dan aktivis politik Irak, Najah Muhammad Ali , memberikan pandangan mendalam mengenai alasan di balik meningkatnya popularitas Yaman di kawasan Timur Tengah. Menurutnya, keputusan Yaman untuk mendukung Palestina dalam konflik dengan rezim Zionis adalah langkah independen yang mencerminkan aspirasi rakyat Yaman, bukan hasil tekanan atau intervensi asing.

Dalam sebuah catatan khusus berjudul “Yaman; Resistensi Luar Biasa terhadap Agresi,” Najah Muhammad Ali menyoroti peran Yaman sebagai simbol perlawanan terhadap agresi asing, khususnya oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, serta dukungan mereka terhadap rakyat Palestina yang sedang mengalami genosida di Jalur Gaza.

Najah Muhammad Ali menegaskan bahwa keputusan Yaman untuk mendukung Palestina tidak dipengaruhi oleh pihak luar, melainkan merupakan hasil dari kehendak rakyat Yaman sendiri. “Yaman, yang dipimpin oleh Pemerintah Penyelamatan Nasional dan Militer Nasional, telah berdiri teguh di sisi rakyat Palestina selama pembantaian di Gaza,” katanya.

Sikap ini mencerminkan solidaritas mendalam terhadap isu-isu Arab dan Islam, serta menunjukkan bahwa rakyat Yaman menolak tunduk pada tekanan asing. Keputusan ini juga menegaskan komitmen Yaman terhadap kedaulatan dan independensi dalam pengambilan keputusan politik.

Ali menambahkan bahwa hubungan sejarah dan budaya antara Yaman dan negara-negara Arab-Islam menjadi faktor penting dalam memperkuat posisi Yaman sebagai pelopor perlawanan. Ia menekankan bahwa Republik Islam Iran bukanlah dalang di balik kebijakan Yaman, melainkan mitra strategis dalam menghadapi tantangan bersama. “Republik Islam Iran tidak memiliki pasukan proksi di Yaman, melainkan sekutu yang bersatu dalam perjuangan melawan penindasan,” ujarnya.

Ali juga menyoroti kemajuan signifikan dalam kemampuan pertahanan dan keamanan militer Yaman. Menurutnya, Tentara Nasional Yaman telah berhasil memperkuat infrastruktur militernya, sehingga mampu menghadapi serangan udara AS dan koalisinya.

“Perkembangan ini telah memaksa AS untuk menyerang fasilitas publik sebagai opsi alternatif karena tingkat penargetan individu dan pusat sensitif semakin sulit dilakukan,” jelasnya. Dengan kata lain, ketangguhan militer Yaman telah memaksa musuh untuk mengubah strategi, meskipun hal ini berdampak buruk pada warga sipil.

Najah Muhammad Ali menegaskan bahwa pesan Sanaa sangat jelas: “Perdamaian di Gaza adalah kunci perdamaian di Laut Merah.” Jika blokade dan serangan Israel terhadap Jalur Gaza tidak dihentikan, Yaman akan terus memberikan dukungan kepada Palestina, termasuk melalui operasi militer di wilayah strategis seperti Laut Merah, Bab El-Mandab, Teluk Aden, dan Laut Arab.

Ia juga menuding AS dan rezim Zionis sebagai penyebab utama ketidakamanan di kawasan tersebut. “Agresi terhadap Yaman hanyalah mata rantai baru dalam rangkaian penindasan yang menyasar rakyat Yaman dan bangsa-bangsa lain di kawasan,” kata Ali.

Menurut reporter The New York Times , Nareem al-Musaweh , agresi Israel di Gaza telah memicu kemarahan publik di seluruh Timur Tengah terhadap Israel dan sekutu utamanya, AS. Militer Yaman, yang secara aktif melancarkan serangan militer sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina, telah menjadi sorotan global.

Berbeda dengan banyak pemerintah Arab yang hanya memberikan bantuan diplomatik atau kemanusiaan, Yaman memilih pendekatan militer langsung. Hal ini tidak hanya meningkatkan popularitas Yaman di kawasan tetapi juga menempatkan negara itu sebagai pemimpin moral dalam perlawanan terhadap agresi asing.

Pada akhir analisisnya, Najah Muhammad Ali menyatakan bahwa Yaman saat ini berdiri sebagai simbol perlawanan dan keteguhan dalam menghadapi tantangan global. Bangsa Yaman telah membuktikan bahwa mereka tidak akan menyerah pada penindasan dan terus memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina.

“Yaman menciptakan kehormatan dan kebanggaan baru dalam sejarah bangsa-bangsa yang tidak menyerah terhadap penindasan,” tulis Ali. Sikap ini telah menjadikan Yaman sebagai inspirasi bagi negara-negara lain di Timur Tengah dan dunia Islam.