Kabaryaman.com – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Ali Khamenei , menegaskan bahwa ancaman dan kejahatan terhadap bangsa Iran tidak akan dibiarkan begitu saja. Dalam pidatonya pada hari pertama Tahun Baru Nowruz, Jumat (21/03), Imam Khamenei menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya harus memahami bahwa upaya mereka untuk mengancam Iran tidak akan pernah mencapai tujuan.
“Jika mereka melakukan kejahatan terhadap bangsa Iran, niscaya mereka akan menerima tamparan keras,” tegas Rahbar (Pemimpin Besar). Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan dengan ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat di Teheran, yang turut merayakan dimulainya Tahun Baru 1403 Hijriah Syamsiah.
Imam Khamenei menyoroti tradisi spiritual bangsa Iran dalam merayakan Nowruz, yang ditandai dengan doa, permohonan, dan berkumpul di tempat-tempat suci. Menurutnya, ini adalah bukti pandangan religius dan spiritual yang mendalam dari bangsa Iran terhadap makna Tahun Baru.
Rahbar juga menjelaskan pentingnya doa dan ketekunan dalam mencapai kemenangan besar Front Kebenaran sepanjang sejarah. Ia menggambarkan tahun lalu sebagai “tahun kesabaran, ketekunan, dan manifestasi kekuatan spiritual rakyat Iran” dalam menghadapi tantangan-tantangan global.
Dengan harapan agar tahun baru ini membawa berkah bagi seluruh bangsa Iran, Imam Khamenei menekankan tanggung jawab rakyat dan pemerintah untuk mewujudkan slogan tahun ini, yaitu “Investasi untuk Produksi” , guna meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ayatullah Khamenei menyinggung kebencian global terhadap kejahatan rezim Zionis, yang ia sebut sebagai entitas “korup, jahat, dan hina” . Ia menilai bahasa ancaman terhadap negara besar seperti Iran sebagai sesuatu yang sia-sia dan gagal mencapai tujuan.
“Bangsa-bangsa dan pusat-pusat Front Perlawanan, termasuk rakyat Palestina, Lebanon, dan Yaman, terlibat dalam perlawanan terhadap rezim Zionis karena motivasi internal dan berbasis agama,” kata Imam Khamenei. Ia menekankan bahwa perlawanan ini tidak dipicu oleh intervensi asing, melainkan oleh keyakinan mendalam bangsa-bangsa tersebut.
Menanggapi klaim Barat bahwa kelompok-kelompok perlawanan di kawasan adalah “proksi Iran,” Rahbar menolak tuduhan tersebut secara tegas. “Apa yang dimaksud dengan proksi? Rakyat Yaman dan pusat-pusat perlawanan lainnya memiliki motivasi internal untuk melawan kaum Zionis. Republik Islam Iran tidak membutuhkan perwakilan,” ujarnya.
Imam Khamenei juga mengingatkan bahwa Iran telah menjadi pelopor dalam menentang penindasan terhadap Palestina sejak awal pendudukan tanah Palestina. “Pada awal perampasan Palestina, salah satu negara yang berada di garis depan melawan penindasan adalah Yaman. Penguasa Yaman saat itu menentang perampasan Palestina dengan berpartisipasi dalam komunitas internasional,” tambahnya.
Ia menyoroti gelombang protes global terhadap kejahatan rezim Zionis, yang kini meluas hingga ke negara-negara non-Muslim. Demonstrasi mahasiswa di Amerika Serikat dan Eropa juga menjadi bukti penolakan terhadap kebijakan Zionis. Namun, menurut Rahbar, para pemimpin Barat sengaja mengabaikan realitas ini. Sebagai contoh, mereka memotong dana universitas yang mahasiswanya berdemonstrasi mendukung Palestina, yang menunjukkan hipokrisi Barat terkait klaim kebebasan informasi, liberalisme, dan hak asasi manusia.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa Iran tetap teguh dalam mendukung pejuang Palestina dan Lebanon yang membela negara mereka dari agresi Zionis. “Republik Islam Iran berdiri teguh melawan kejahatan-kejahatan ini dan telah dengan jelas mengumumkan sikap serta metodenya,” ucapnya.
Imam Khamenei juga menekankan bahwa Iran tidak pernah memulai konflik atau tindakan agresif terhadap pihak mana pun. Namun, jika ada pihak yang memulai konflik dengan niat jahat, mereka harus siap menerima balasan yang keras. “Kami tidak pernah memulai tindakan dan konflik dengan ini atau itu, tapi jika seseorang memulai konflik dengan niat jahat, mereka harus tahu bahwa mereka akan menerima tamparan keras,” tegas Rahbar.