AS dan Inggris Serang Yaman, Ketegangan Semakin Meningkat

Kabaryaman.com – Perang di Yaman semakin meluas dengan serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke ibu kota Sana’a dan sejumlah wilayah lainnya di Yaman pada akhir pekan. Serangan ini dilaporkan oleh stasiun televisi Al-Masirah, Minggu (10/11/2024), yang menyebutkan suara tembakan keras dan ledakan yang terdengar di berbagai bagian kota. Saksi mata mengonfirmasi bahwa serangan terjadi pada malam hari dan menyebabkan kerusakan signifikan di sana.

Kementerian Pertahanan AS, Pentagon, kemudian mengonfirmasi serangan udara tersebut. AFP melaporkan bahwa militer AS menargetkan fasilitas milik kelompok Houthi, yang diketahui menyimpan berbagai amunisi yang digunakan untuk menyerang kapal-kapal militer dan sipil yang berlayar di Laut Merah dan Teluk Aden, dua jalur pelayaran utama yang memiliki peran penting dalam perdagangan internasional.

Kelompok Houthi, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sana’a, terus melancarkan serangan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah. Mereka juga telah menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina yang tengah menghadapi serangan hebat dari Israel di Gaza. Dalam serangkaian serangan Houthi, lebih dari 100 serangan telah terjadi dalam hampir setahun, menewaskan empat pelaut dan menyebabkan dua kapal tenggelam. Satu kapal lain bersama awaknya masih ditahan oleh Houthi setelah dibajak pada November lalu.

Houthi menuntut agar Israel menghentikan serangannya di Gaza sebagai syarat untuk menghentikan serangan mereka. Aksi-aksi Houthi ini telah mengguncang perdagangan internasional, mengganggu salah satu rute maritim tersibuk di dunia, yang semakin memperburuk ketegangan regional. Dalam responnya, AS dan Inggris, yang merupakan sekutu dekat Israel, telah melakukan serangan bertubi-tubi terhadap Yaman sejak Januari 2024, dengan tujuan menghentikan aksi kelompok tersebut. Pada Juli, serangan-serangan di provinsi Hodeidah menewaskan sedikitnya 16 orang.

Perang yang melibatkan Houthi, AS, Inggris, dan Israel ini menambah kompleksitas konflik yang sudah berlangsung lama di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 43.000 orang sejak Oktober 2024. Hal ini juga memunculkan kekhawatiran tentang kemungkinan meluasnya konflik ke wilayah lain, termasuk Yaman, dan mempersulit upaya perdamaian yang sedang dicari untuk mengakhiri perang saudara di negara tersebut.