PBB Soroti Ancaman Keamanan di Timur Tengah akibat Konflik Israel dan Houthi

Kabaryaman.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mengingatkan tentang ancaman eskalasi yang semakin memburuk di Timur Tengah, khususnya yang melibatkan Israel dan kelompok Houthi di Yaman. Peringatan ini disampaikan oleh Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Timur Tengah, Khaled Khiari, pada Senin (31/12/2024), setelah meningkatnya ketegangan pasca-konflik antara Israel dan milisi Hamas di Gaza.

Dalam pemaparannya, Khiari menyebutkan bahwa pertempuran antara Israel dan milisi Houthi yang semakin intens dapat berdampak buruk pada stabilitas kawasan. Dampaknya bisa dirasakan di berbagai sektor, mulai dari politik, keamanan, hingga ekonomi dan kemanusiaan. “Kita harus berupaya untuk mengubah arah negatif ini dan mendukung upaya damai yang lebih komprehensif untuk menghentikan konflik yang terus meluas di Timur Tengah,” ungkap Khiari.

Peringatan tersebut datang setelah serangkaian serangan yang dilancarkan oleh kelompok Houthi, yang terus menargetkan Israel serta kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah dan Teluk Aden. Sejak pertengahan Desember, Houthi mengklaim telah melakukan lebih dari 10 serangan yang menargetkan Israel, menggunakan rudal balistik dan pesawat nirawak (UAV).

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara pada 19 Desember yang menghantam sejumlah infrastruktur penting di wilayah yang dikuasai Houthi, termasuk pelabuhan-pelabuhan strategis di Hudaydah, Salif, dan Sana’a. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangan ini bertujuan untuk menghancurkan fasilitas militer, meskipun ada laporan bahwa sembilan warga sipil tewas akibat serangan tersebut.

Selain itu, dalam serangan yang lebih lanjut, Israel juga menghancurkan dua pembangkit listrik di Sana’a, yang mengganggu pasokan listrik di kota tersebut serta di Hudaydah. Meskipun banyak serangan Houthi yang berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel, beberapa rudal yang masih lolos telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas, termasuk sebuah sekolah dasar di Ramat Gan yang rusak pada 20 Desember.

Serangan berikutnya terjadi di Jaffa pada 21 Desember, di mana rudal lainnya mendarat di area pemukiman dan melukai 16 warga sipil, termasuk seorang anak kecil. Israel terus melanjutkan serangan udara, dengan menargetkan Bandara Internasional Sana’a dan pelabuhan Laut Merah pada 26 Desember, meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Khiari menegaskan bahwa gangguan pada operasi kemanusiaan di Yaman menjadi perhatian besar, mengingat banyak warga yang bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup. “Penting untuk menjaga agar operasi kemanusiaan yang vital ini tidak terhambat, karena jutaan orang di Yaman membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa mereka,” tambah Khiari.